Lifestyle, Tekno, Otomotif, Kuliner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Maret 13, 2009

Tips menghindari Noise

Sebagai langkah awal, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat meminimalkan noise gambar. Setalah itu, dapat juga dilakukan pada langkah selanjutnya. Beberapa hal tersebut adalah:
  • Membeli DSLR: Terlepas dari harganya yang cukup mahal, sensor DSLR memang memiliki ukuran yang lebih besar dari kamera pocket. Jadi, setiap pixel lebih besar. Kedua kondisi ini membuat DSLR menghasilkan noise lebih kecil daripada kamera pocket. Untuk pilihan ekonomis, pilihlah DSLR kelas entry level.

  • Menurunkan ISO: Fotografer pemula seringkali memilih angka ISO yang sangat tinggi untuk kondisi cahaya yang minim. Hal ini dapat dimaklumi karena tujuannya adalah untuk memperoleh waktu exposure yang cukup. Prinsipnya sudah benar. Namun jangan berlebihan. Apalagi ISO 800 sudah memadai untuk shutter time yang singkat, untuk apa memilih ISO 1600.

  • Cahaya Lebih Terang: Apabila foto yang dipotret dalam kondisi gelap ingin dibuat lebih terang, biasanya cara ini dilakukan dengan menggunakan software foto pada PC. Namun, apabila gambar yang gelap diterangi dengan cara ini, noise gambar akan meningkat drastis. Seringkali muncul noise baru yang sebelumnya tidak kelihatan. Untuk memperoleh hasil yang diinginkan, objek harus dibuat seterang mungkin. Anda dapat menggunakan sebuah histogram sebagai alat bantu.

  • Bersabar: Apabila ingin memotret pada kondisi cahaya yang minim, seperti pada kondisi remang atau malam hari, sebaiknya matikan kamera beberapa saat setelah digunakan. Alasannya, long exposure akan membuat sensor cepat panas. KOnverter yang panas menghasilkan lebih banyak noise daripada yang dingin.

  • Memanfaatkan Noise Gambar: Untuk memperoleh foto hitam putih, banyak fotografer yang menggunakan film analog atau memanfaatkan noise gambar sebagai alat bantunya. Banyak foto model pria yang menjadi lebih dramatis setelah mendapat tambahan graining yang sebenarnya merupakan noise yang cukup tinggi. Jadi, cobalah untuk memanfaatkan noise gambar untuk estetika. Semua filter noise yang disediakan oleh kamera sebisa mungkin dinonaktifkan.

  • Mendinginkan Kamera: Kamera sebaiknya tidak terpapar sinar matahari dalam waktu lama karena komponen dalamnya menjadi lebih panas. Perhatikan agar casing tetap ternaungi dari cahaya matahari. Selalu gunakan tempat kamera, berupa tas kecil kamera, sarung, dan sejenisnya. Walaupun tempatnya datar, sebaiknya jangan letakkan kamera di atas dashboard atau di jok belakang mobil. Tempat paling dingin adalah di dalam laci dashboard mobil.

  • Tool Spesial: Apabila semua tips di atas kurang membantu, Anda dapat menggunakan software khusus misalnya Neat Image 5.8, Nik DFine 2.0, Noise Ninja 2.1.1. Software khusus akan menganalisis noise gambar dan meminimalkan noise tersebut dengan alogaritma khusus. Namun seringkali gambar kehilangan detil. Oleh sebab itu, gunakan tool hanya bila diperlukan saja.

by: bayu widhiatmoko tabloid chip foto video digital

Sejarah Fotografi, Sejarah Teknologi


FOTOGRAFI secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya "fotografi" sudah tercatat sebelum Masehi. dalam The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka
di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong. Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.Adalah tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre,sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis,dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal
fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahunsebelumnya.


Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji.

Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan
itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis. Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.

Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi.

Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran. Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen.Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja. Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.

Kemajuan Pesat
kemajuan Teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran. Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.

Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi. Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

Bagaimana pun, fotografi adalah bagian penting dari kebudayaan manusia.(ARBAIN RAMBEY)