Lifestyle, Tekno, Otomotif, Kuliner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

April 20, 2019

Cegah Eksploitasi Anak Melalui Iklan Rokok


Ilustrasi | sumber rumus web id

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa yang tentunya harus dijaga dan dilindungi. Anak yang berprestasi sekaligus mengharumkan nama bangsa melalui bulutangkis yang menjadi cabang olahraga  favorit di Indonesia selain sepak bola tentunya orangtua mana yang tidak bangga. Namun Apa jadinya jika anak yang menjadi aset di masa depan bangsa tidak dilindungi bahkan malah di eksploitasi oleh industri tembakau ( rokok ) melalui media promosi (iklan) berjalan!  Yang sama-sama kita tahu bahwa rokok merupakan benda yang negatif tidak baik untuk kesehatan sekaligus benda yang mematikan di muka bumi.

Bicara soal ekploitasi anak tentunya menarik untuk diulas, Kebetulan saya baru saja menonton video streaming melalui FB page Kantor Berita Radio ( KBR ) memiliki program Ruang Publik yang saat ini kembali menyiarkan serial talkshow #putusinaja dari bulan Februari hingga Juni 2019 yang dapat di dengar melalui jaringan radio-radio KBR di Nusantara, untuk di Jakarta sendiri melalui  power FM 89,2 atau streaming di KBR.ID atau lewat aplikasi KBR Radio.

Serial Talkshow kali ini mengambil  tema: " Desakan Stop Anak Jadi Media Promosi Rokok " dengan pembicara Reza Indragiri selaku pakar Psikologi Forensik Yayasan Lentera Anak dan Nina Mutmainah Armando selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia .

Audisi Beasiswa Djarum Bulutangkis | sumber foto kumparan com

Mengutip dari talkshow KBR, " Yayasan Lentera Anak (YLA) merilis temuan mereka terhadap kegiatan audisi Beasiswa Djarum Bulutangkis. Yang sudah berlangsung selama 10 tahun dan merekrut 23 ribuan anak yang dikumpulkan, diaudisi, lantas yang menang dapat beasiswa badminton dari Djarum. Dari total 23 ribuan, maka yang dapat beasiswa hanya 200an orang saja.

Kajian ini diluncurkan berjudul " Smash! Eksploitasi Anak di Balik Audisi Badminton Djarum ". YLA menemukan kalau anak-anak yang ikut audisi wajib pakai kaos khusus, warnanya persis seperti bungkus rokok Djarum juga dengan tulisan Djarum besar-besar di bagian dada, disini anak-anak tampak seperti Iklan berjalan! Karena itulah YLA menyebut ini adalah Eksploitasi Anak".

Eksploitasi anak yang dimaksud menurut Reza yakni "Eksploitasi ekonomi karena medatangkan keuntungan bagi perusahaan rokok". Reza pun menambahkan " menurut riset, Anak-anak yang terpapar iklan rokok pun mengalami potensi untuk jadi perokok sekian kali lipat".

Wah kalau begitu berbahaya juga! bukan hanya dari lingkungan perokok saja yang berbahaya, namun dari media promosi ( iklan ) dampaknya luar biasa negatif. Mendengar hal tersebut tentunya sungguh ironi, dimana audisi bulutangkis yang seharusnya merupakan sarana menyalurkan bakat sekaligus untuk mencari bibit-bibit prestasi, dengan disponsori oleh rokok tentunya menjadi hal yang bertentangan secara tidak langsung  memperkenalkan rokok kepada anak .

Begitu pun menurut Nina mengatakan "Pesan ( Message ) yang bersebrangan  antara merek rokok dan anak-anak melalui kegiatan yang melibatkan anak-anak menjadi satu. Dimana brand merek rokok menanamkan image melalui audisi, produk rokok dapat image positif".

Jika melihat ke belakang cabang olahraga yang dipromosikan atau diselenggarakan oleh Industri Rokok di Indonesia sudah bukan hal baru lagi bahkan sudah puluhan tahun. Contohnya sepakbola dulu sempat disponsori utama oleh rokok juga namun kali ini sudah tidak lagi, menurut saya badminton pun atau cabang olahraga manapun seharusnya bisa tanpa disponsori rokok tinggal regulasinya diperbaiki sekaligus ketegasan dari pemerintah.

Bahkan menurut Nina, bicara Soal regulasi di Indonesia sangat ramah dengan Industri rokok, bahkan surga bagi industri rokok, karena tidak ada larangan untuk sponsor maupun promosi di televisi atau media apapun  ".

Sebelum menonton video streaming  program talkshow #putusinaja Ruang Publik KBR, saya sendiri tidak terpikir jika iklan rokok yang selama ini jadi sponsor dalam sebuah audisi bulutangkis ternyata berdampak negatif terutama pada anak.  Mungkin sobat cidyrus dan para otangtua pun berpikir yang sama. Karena pada dasarnya audisi bulutangkis tersebut baik untuk menyalurkan bakat anak, Jika memang ada pilihan lain audisi bulutangkis tanpa disponsori rokok mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat, namun jika memang tidak ada tentunya sekarang peran  orangtua harus bisa menjelaskan kepada anak bahwa rokok itu berbahaya tidak baik untuk kesehatan sekaligus benda yang dapat mematikan.

Secara pribadi saya mendukung jika memang harus dihentikan media promosi atau iklan rokok yang mesponsori kegiatan olahraga apapun, apalagi yang melibatkan anak-anak hingga eksploitasi. Semoga pihak yang berkompeten dengan tegas membuat regulasinya dengan baik agar iklan rokok dapat dicegah demi generasi bangsa yang lebih baik. ***

Semoga bermanfaat


0 komentar:

Posting Komentar

T'rimks sudah mampir ke postingan ini semoga bermanfaat dan berguna. Jangan lupa juga tinggalin jejak di kolom komentarnya ya, semoga bisa menjalin silaturahmi.

Tunggu postingan selanjutnya yang makin bermanfaat dan aktual.

Salam, @cidyrus