Sumber : wartadesa.net |
Apa yang terlintas dari pikiran kita setelah melihat iklan, reklame atau baliho yang memajang produk yang mereka tawarkan? Atau pernah dikatain "korban iklan"? Sejak dulu iklan memang sangat efektif untuk memikat target produk dagangannya. Jadi teringat ke jaman dulu yang santer sekali terdengar iklan dari sebuah rokok yang kata-katanya mudah diingat seperti "Pria punya selera", sudah tidak asing kan dengan kata-kata itu?
Mungkin saya juga termasuk korban iklan rokok karena pengalaman kebelakang rasanya tidak asyik aja kalau laki-laki tidak merokok. Kenal dengan yang namanya rokok dari semenjak saya sekolah, melihat bapak saya yang juga merupakan perokok itu yang menjadi pendorong saya untuk merokok.
Dari yang tadinya coba-coba hingga keterusan seolah menjadi candu dan latah, sudah makan kalau tidak merokok itu eneq dan kalau kumpul sama teman-teman rasanya ada yang kurang kalau tanpa rokok, maka tidak heran kalau diperkampungan ketika mengadakan syukuran di rumah-rumah, rokok selalu ada dalam gelas, kebayang gak tuh kepulan asap dari para tamu yang hadir, kalau dipikir sekarang ogah banget ya nyediain rokok gitu, bukan hanya ngundang tamu tapi juga ngundang penyakit kalau kaya kaya gitu.
Kembali ke iklan, promosi dan sponsor rokok, dari cerita saya diatas tentu bisa kita simpulkan kalau iklan, promosi dan sponsor rokok itu bisa menggiring kaum muda terutama anak-anak untuk merokok.
Ada yang menarik ketika saya menyimak talk show Ruang Publik KBR yang mengangkat tema Strategi Daerah Terapkan Pembatasan Iklan Rokok yang menghadirkan narasumber Dedy Syahendry (Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PMD-PPA) Kota Sawah Kunto Sumatera Barat dan Nahla Jovial Nisa (Koordinator Kepala Advokasi Lentera Anak) dipandu oleh Host Don Brady.
Narasumber talkshow KBR |
Dalam talkshow nya, Dedy Syahendry mengatakan bahwa melalui perjalanan panjang dan berbagai strategi hingga turunnya Peraturan Walikota Sawahlunto No 70 tahun 2019 yang menyatakan kita Sawahlunto melarang reklame iklan rokok di Kota itu.
Sawahlunto yang sudah dinobatkan sebagai kota heritage oleh UNESCO dan ini yang menjadi dorongan permerintah setempat untuk menjadikan Sawahlunto sebagai kota layak anak dan rela kehilangan anggaran dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari iklan rokok.
Patut ditiru nih oleh kota-kota lainnya untuk lebih mengedepankan keselamatan anak dari bahaya rokok.
Komitmen Pemerintah Pusat
Sedangkan menurut narasumber kedua yaitu Nahla dari Koordinator Advokasi Lentera Anak mengatakan "Peraturan Nasional yang merujuk pada Peraturan Pemerintah No 102 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dan di Peraturan Pemerintah yang sekarang peraturan yang ada iklan dibatasi bukan melarang total iklan untuk di luar ruang tetapi memberi kewenangan tersebut kepada pemerintah daerah di pasal 33.
Menyimak pernyataan dari para narasumber diatas, menyimpulkan bahwa perlu adanya ketegasan dan peraturan yang ketat dari pemerintah untuk berani #putusinaja dengan melarang iklan, promosi dan sponsor rokok untuk mewujudkan banyaknya kota ramah anak seperti yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto.
Mengutip dari m.jpnn.com "Iklan, promosi dan sponsor rokok merupakan media industri rokok dalam memasarkan dan menaikkan jumlah penjualan produk rokok ya, sehingga iklan, promosi dan sponsor rokok merupakan strategi penting dan vital bagi industri rokok saat ini, masa datang dan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil survei LPAI di DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Wisata Batu dan Kabupaten Kediri, dengan jumlah responden sebanyak 1.250 orang terdiri dari 750 responden anak, sebanyak 73 persen anak pernah melihat iklan, promosi dan sponsor rokok. LPAI juga menyatakan bahwa motivasi atau alasan anak merokok akibat dahsyatnya pengaruh iklan, promosi dan sponsor rokok.
Beberapa motivasi dan alasan merokok :
Sebesar 20 persen menyatakan tertarik merokok setelah melihat iklan rokok, sebesar 23 persen menyatakan langsung membeli setelah melihat iklan rokok, sebesar 12 persen menyatakan berimajinasi sebagai bintang rokok, sebesar 16 persen menyatakan bahwa motivasi atau alasan merokok agar dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dan sebesar 29 persen memiliki alasan lainnya.
Cukup jelas ya bahwa perlu adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur pembatasan area merokok dan menekankan Pemerintah untuk melakukan sosialisasi dan edukasi dampak dari bahaya rokok, hal ini tentu sangat berguna untuk memberikan perlindungan kepada kelompok yang rentan, khususnya anak, perempuan dan masyarakat lainnya.
Memang tidak mudah untuk menuju kota ramah anak dan kota bersih dari iklan, promosi dan sponsor rokok, kesadaran masyarakat yang belum sepenuhnya untuk bisa memenuhi hak anak untuk hidup sehat bebas dari rokok dan asap rokok, karena masih banyak sekali mereka merokok di depan anak-anak bahkan merasa tidak bersalah ketika menyuruh anak membelikan rokok.
Belum lagi banyak saya temui warung-warung yang berada disekitaran padat penduduk yang masih berani masang iklan spanduk rokok, padahal sudah jelas kalau iklan itu bersifat ajakan. Meskipun sangat susah untuk menuju kota benar-benar bersih dari iklan rokok, saya berharap kesadaran masyarakat untuk bisa peduli dengan hak anak, hak kesehatannya yang harus kita lindungi karena anak adalah generasi penerus yang harus segara jasmani dan rohaninya.***
Saya sudah berbagi pengalaman pribadi untuk #putusinaja hubungan dengan rokok atau dorongan kepada Pemerintah untuk #putusinaja kebijakan pengendalian tembakau yang ketat. Anda juga bisa berbagi dengan mengiykuti lomba blog serial #putusinaja yang diselenggarakan Kabar (Kantor Berita Radio) dan Indonesia Sosial Blogpreneur ISB. Syaratnya bisa lihat disini
Sumber referensi :
https://www.jpnn.com/news/setop-iklan-promosi-dan-sponsor-rokok-di-media-publik
0 komentar:
Posting Komentar
T'rimks sudah mampir ke postingan ini semoga bermanfaat dan berguna. Jangan lupa juga tinggalin jejak di kolom komentarnya ya, semoga bisa menjalin silaturahmi.
Tunggu postingan selanjutnya yang makin bermanfaat dan aktual.
Salam, @cidyrus