Lifestyle, Tekno, Otomotif, Kuliner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

April 29, 2019

Dampak Konsumsi Rokok, Beban Biaya Kesehatan Jadi Tinggi



Ikustrasi Stop Rokok | sumber Tagar id

Perokok di Indonesia sudah menjadi gaya hidup makannya tidak heran merokok jadi kebiasaan yang sebagian orang dianggap lumrah, tentu sangat memperihatinkan jika hal tersebut berkelanjutan terhadap anak-anak yang sama kita tahu rokok merupakan benda yang tidak baik untuk kesehatan, dampaknya yakni kanker paru-paru, Stroke , Jantung dll. Apalagi menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO) telah menempatkan Indonesia sebagai pasar rokok tertinggi ketiga dunia setelah Cina dan India.

Beban kesehatan tinggi di Indonesia karena tren konsumsi rokok yang meningkat dari tahun ke tahun tentunya berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) 2018 melaporkan bahwa penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat. Di era jaminan kesehatan nasional tingginya angka penyakit tidak menular akibat konsumsi rokok jelas menambah beban pemerintah dan masyarakat karena penangananya membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi yang tinggi .

Melihat biaya kesehatan yang harus ditanggung pemerintah akibat penyakit tidak menular terutama dari konsumsi rokok yang meningkat. Apalagi tahun ini memasuki tahun politik #putusinaja untuk memasukkan kebijakan pengendalian tembakau yang lebih ketat di berbagai agenda dan kebijakan politik yang akan dibuat. Tanpa itu, maka angka prevalensi perokok anak akan terus meningkat, kita akan kesulitan mencapai Generasi Emas 2045 serta tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Kantor Berita Radio ( KBR ) melalui program Ruang Publik  kali ini mengangkat tema :

"Bagaimana Strategis Capres Atasi Kerugian Kesehatan Akibat Rokok ?

Yuk, kita cari tahu dan ulas melalui serial talkshow KBR yang dapat didengar di 100 jaringan radio KBR yang tersebar dari Aceh hingga Papua atau melalui Facebook Page Kantor Berita Radio , website KBR.id dan aplikasi KBR radio, tentunya bersama narasumber yang berkompeten yakni Prof Dr Hasbullah Thabrany, Tim Kampanye Nasional ( TKN ) Jokowi Widodo - Ma'ruf Amin dan dr Harum Albar SpA,M.kes dari Badan Kemenangan Nasional ( BPN )  Prabowo Subianto- Sandiaga Uno .

Selain itu ada juga pemaparan Dr. Abdullah Ahsan, Wakil Kepala Pusat Ekonomi & Bisnis Syariah FEB UI yang sudah di rekam sebelumnya mengenai penyebab permasalahan beban kesehatan di Indonesia saat ini.

Menurutnya di Indonesia semua penyakit sedang meningkat baik yang menular maupun yang tidak menular, Hal ini dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi rokok, minuman yang manis-manis, pola makan yang tidak teratur, stres dan aktivitas fisik yang jarang.

Selain itu, dr Abdullah menambahkan , Di Indonesia paling banyak yang merokok, saat mengikuti konferensi di Bangkok dari World Bank bahwa presentasi  6O % keluarga miskin yang memiliki pengeluaran untuk membeli rokok terdapat 6 dari 10 Keluarga miskin, sedangkan negara lain yang levelnya sama dengan Indonesia terdapat 10-20% yaitu 2 dari 10 Keluarga miskin.

Lalu bagaimana upaya preventif atau Strategis dari kedua Capres Menanggapi Permasahan beban kesehatan akibat konsumsi rokok di Indonesia?

Langkah Strategi Capres Joko Widodo - Ma'ruf Amin

Prof Dr Hasbullah Thabrany, menurutnya "
Rokok bagian yang sangat mengancam Indonesia. Bukan hanya kesehatan namun ekonomi karena Masyarakat yang sudah kecanduan rokok terpaksa mengorbankan konsumsi produktif yang konsumtif untuk masa depannya . Menghabiskan uang lebih banyak untuk beli rokok dibandingkan beli makanan bergizi baik, Juga dari segi keagamaan rokok sudah jelas dapat merusak diri sendiri dan orang lain. Karena itu pemerintah seharusnya berani mengeluarkan deklarasi fatwa haram, sejauh ini yang berani mengeluarkan fatwa haram secara umum adalah Muhammadiyah ."

Beliau pun menambahkan "Menaikkan harga rokok adalah salah satu faktor penting, selain itu dapat pula mengubah secara perlahan dengan tetap edukasi publik dan mendidik agar mengurangi rokok tidak hanya kepada masyarakat saja, melainkan juga para pejabat".

Jika disimpulkan upaya preventif dari pasangan capres Jokowi - Maruf Amin, yakni :

  • Pendidikan kepada masyarakat dan pejabat publik akibat dari rokok penting karena efeknya jangka panjang 
  • Tetap berkomitmen mengendalikan penyakit menular dan tidak menular 
  • Komitmen mengendalikan bea cukai tambakau bukan menghabiskan tembakau 

Langkah Strategi Capres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno

Menurut dr. Harun Albar , Masalah kesehatan rokok menjadi momok, kewajiban pemerintah untuk mencegahnya. Salah satunya dengan dilakukannya revitalisasi puskesmas caranya dengan dilakukan kaderisasi masyarakat ( emak-emak di Posyandu sedangkan Bapak - bapak di Puskesmas) , tujuannya supaya lebih mengerti tentang bahaya nikotin sehingga mereka akan menyampaikan kembali informasi tersebut ke anak-anaknya dan juga masyarakat sekitar. Jadi penanganan nya lebih ke penanganan holistik bukan dengan menaikkan harga rokok.

Jika disimpulkan upaya preventif dari pasangan capres Prabowo -Sandi,

  • Perokok merupakan korban kecanduan Nikotin 
  • Langkah pencegahan selain sektor medis dengan non medis yang harus diperbaiki agar ekonomi meningkat.
  • Problem utama rokok yakni Nikotin, membuat gerakan dengan hastag "bahagia tanpa nikotin".
  • Membangun Infrastruktur Manusia

Ilustrasi Perokok | sumber jitunewscom

Saya sependapat pemerintah harus segera mengeluarkan fatwa haram, karena pada dasarnya seorang perokok mengetahui dampak dari sebatang rokok yang akan menganggu kesehatan namun tetap tidak menghentikan kebiasaan merokok, karena
merasa saat ini kesehatan masih baik-baik saja. Perlu diingat, merokok sama saja seperti menabung racun pada tubuh yang sedikit demi sedikit bisa menumpuk jika dilakukan terus-menerus. Sebatang rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, 60 dari bahan kimia tersebut dapat  menyebabkan kanker.

Sudah pasti risiko menderita penyakit pun akan lebih tinggi pada masa tua. Selain itu, orang-orang terdekat pun akan merasakan efeknya karena turut menghirup asap rokok yang beracun. Oleh karenanya, segera hentikan kebiasaan merokok yang merugikan.

Bicara soal bea cukai tembakau walaupun hasilnya cukup tinggi dibanding sektor lain namun kenyataanya tidak sebanding dengan beban kesehatan yang harus ditanggung efek dari penyakit yang tidak menular ini.

Semoga siapapun Presidennya yang terpilih, permasalahan penyakit tidak menular yang membuat beban pemerintah terkait rokok harus menjadi permasalahan serius dan segera membuat kebijakan dan #putusinaja aturan nya, agar Generasi Emas 2045 serta tujuan Pembangunan berkelanjutan tercapai sekaligus generasi penerus bangsa bebas dari bahaya asap rokok .***

0 komentar:

Posting Komentar

T'rimks sudah mampir ke postingan ini semoga bermanfaat dan berguna. Jangan lupa juga tinggalin jejak di kolom komentarnya ya, semoga bisa menjalin silaturahmi.

Tunggu postingan selanjutnya yang makin bermanfaat dan aktual.

Salam, @cidyrus