Sumber : hellosehat.com |
Pernah menjadi seorang perokok? Iya, saya dulu adalah perokok Alhamdulillah saya bisa melewati masa-masa sulit untuk berhenti merokok semenjak memiliki buah hati, walaupun tidak mudah namun saya niatkan untuk berhenti merokok demi masa depan anak saya. Karena saya tidak mau mengulang hal yang sama sewaktu saya kecil terpapar asap rokok di rumah
ditambah pengaruh lingkungan teman-teman.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam keseharian saya, hingga rokok sudah seperti teman yang selalu ada dalam saku celana. Sekalipun sulit untuk melepas kebiasaan ini padahal niat berhenti sudah ada sejak lama.
Bahaya Rokok dan dampak dari asapnya sering saya dengar dan tidak jarang orang terdekat saya selalu mengingatkan, tapi yah mau gimana lagi kalau niat tidak dari hati dan tidak dengan kesadaran sendiri itu akan sangat sulit.
Singkat cerita, berapa tahun setelah pernikahan, saya dikasih kepercayaan dengan hadirnya buah hati kami, anak yang selalu di nanti-nanti kehadirannya akhirnya hadir setelah sepuluh tahun usia pernikahan kami, dari situ saya sadar sesadar-sadarnya kalau saya harus menghentikan kebiasaan merokok, akhirnya saya langsung #PutusinAja tanpa pikir panjang pokoknya harus bisa.
Dengan ijin sang khaliq, Alhamdulillah akhirnya saya bisa putus dari kebiasaan merokok , hingga saat ini bawaannya pengin muntah kalau mencium bau asap rokok, pokoknya sebel aja kalau lihat orang merokok. Bersyukur banget sudah lama sudah move on dari yang namanya rokok, coba kalau belum bisa move on terus dihadapkan pada situasi saat pandemi seperti sekarang ini? Duh mengerikan sekali.
Live youtube Berita KBR | Rumah, Asap Rokok dan Ancaman Covid-19 |
Saat menonton tayangan live streaming di youtube Ruang Publik KBR dengan program serial Talkshow #PutusinAja kali ini mengangkat tema "Rumah, Asap Rokok dan Ancaman 19". Seperti biasa dipandu oleh host Don Bardy kali ini dengan pembicara bersama Dokter Spesialis Paru, dr Frans Abednego Barus, Sp.P dan Manajer Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau, Nina Samidi.
Rokok mungkin pembahasan yang tidak pernah ada habisnya karena menurut saya tetap menarik selama jumlah perokok masih meningkat, walaupun semua orang tahu bahaya rokok tetap saja masih banyak perokok yang tidak peduli. Iya, rokok sebuah benda kecil tapi berdampak sangat besar bagi kesehatan, bukan hanya bagi perokoknya saja bahkan orang yang berada disekitarnya pun kena imbasnya.
Kurang lebih dua bulan lamanya kita berada dalam situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya, situasi yang mengharuskan kita supaya tetap dirumah untuk memutus mata rantai virus corona ( Covid19 ) Aktivitas kerja, sekolah mulai beralih ke rumah dan kebiasaan sehari-hari pun mulai berubah dari yang tadinya dianggap sepele (seperti cuci tangan dengan sabun) kini harus kita sadari kalau menjaga kebersihan itu penting, mulai dari hal terkecil karena dari yang kecil justru akan membesar.
Pembatasan Sosial Berskala Besar, salah satu cara untuk memutus penularan covid-19 tentu tidak cukup kalau tidak dibarengi oleh kesadaran masyarakat untuk tidak berkumpul dikerumunan dan tidak keluar rumah jika tidak penting.
Apakah Rumah Cukup Aman Melindungi Kita Dari Covid-19?
Rumah, sekarang adalah satu-satunya tempat yang aman untuk melindungi kita, tapi apakah selama dirumah kita benar-benar aman? Menurut dr. Frans Abednego Barus (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), rumah adalah tempat yang terbaik untuk memutus penularan covid-19, tapi tidak sampai 0% akan tetapi mendekati 0% dan apabila salah satu anggota keluarganya tidak merokok.
Karena menurut sebuah perusahaan teknologi dari Tiongkok mengatakan bahwa ketika semua aktivitas berada dalam rumah tidak menutup kemungkinan polusi dalam rumah pun akan meningkat, salah satunya faktornya yaitu dari asap rokok.
Ancaman Covid-19 Buat Perokok
Ini yang saya bikin penasaran mengenai ancaman covid-19 buat perokok, disini dr. Fran menjelaskan penyebab yang menjadi rentan beresiko dan sulit penyembuhannya yaitu faktor utamanya adalah perokok.
Kenapa?
Karena setiap asap rokok yang dihirup langsung masuk ke paru-paru dan merusak yang namanya bangunan saluran nafas yang memiliki dua tahap daya tahan yaitu mekanik dan kimia (duh Semakin seru nih ada ilmu kedokterannya juga hihi) nih saya kasih tahu penjelasan dari dr. Frans apa itu daya tahan mekanik dan kimia.
Dua Daya tahan
- Daya tahan mekanik yaitu rambut-rambut halus silia yaitu untuk mengusir kuman dan mengarahkan dahak dan lain-lain juga untuk memudahkan flu atau benda asing dikeluarkan dari saluran nafas.
- Daya tahan Kimia, GGA berkurang sekali disaluran nafas, itu sebabnya kenapa pasien anak lebih kuat dari pasien dewasa karena saluran nafas anak belum menjadi perokok maka lebih terjaga saluran nafas nya.
Duh jadi tambah ilmu nih, bersyukur banget kami sudah putus dari yang namanya rokok, karena kami sadar betul bahaya rokok yang tidak hanya buat diri sendiri tetapi juga buat yang berada disekitar kita, terlebih kalau dirumah ada lansia dan anak-anak.
Kebayang begitu jahat ya kita kalau mencermati paru-paru anak dengan asap dari rokok yang kita hirup, jangan sampai deh!. Anak juga punya hak untuk dilindungi kesehatannya, sudah seharusnya kita tidak boleh zholim sama hak anak untuk kesehatannya.
Kesadaran Kebijakan Tembakau Ditengah Pandemi
Menurut Nina Samidi (Manager Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau) yang mengatakan bahwa kesadaran masyarakat bahaya akan rokok sebagian besar sudah ada tapi perlu didorong dengan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR). Namun faktanya dengan melonggarkan kebijakan KTR, masyarakat menjadi longgar menerapkan kedisiplinan pada diri sendiri.
Upaya Pengendalian Tembakau Ditengah Pandemi
Hubungan Covid-19 dan perilaku perokok merupakan dasar pemikiran pemerintah agar menerapkan pengendalian tembakau lebih ketat, karena infeksi yang ditimbulkan akibat merokok ini kan juga merupakan temuan ilmiah yang sudah terbukti.
Menurut Nina Samidi, kalau pemerintah mau menurunkan angka penularan maka harus memblock lebih dulu resiko awal yaitu resiko perokok adalah salah satunya. Dalam upaya pencegahan banyak berbagai himbauan untuk berperilaku hidup sehat saat pandemi seperti jaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, makan yang bergizi, namun ada satu hal yang pemerintah belum terapkan untuk bagian dari hidup sehat yaitu tidak merokok.
Hemm kalau dipikir iya juga ya, perlu diterapkan dalam pola hidup sehat yaitu tidak merokok. Tapi ya itu semua balik lagi ke kita, meskipun merokok adalah hak masing-masing tetapi ada baiknya juga tidak hanya memikirkan ego kita, tetapi lihatlah juga yang ada disekitar kita karena mereka juga punya hak untuk hidup sehat.
Saya sebagai mantan perokok yang amat bersyukur bisa keluar dari lingkaran rokok, senang dan tenang tanpa menyakiti diri dan orang yang berada disekitar saya terutama anak dan harus kita pahami juga bahwa rumah adalah tempat pertama anak bersekolah, jadi berilah contoh yang baik supaya tidak ditiru dikemudian hari.
Iya tidak ditiru, karena anak adalah peniru unggul, pengalaman pribadi ketika tinggal dirumah paman yang seorang perokok, ceritanya suatu hari paman saya ini membuang puntung rokok ke halaman belakang, tanpa sepengetahuan paman saya dan beliau tidak tahu kalau disitu ada anaknya yang sedang bermain, lalu dihisapnya puntung rokok yang belum dimatikan itu, hiks miris ya. Aku yang ada disitu langsung merebut rokok dari adik sepupu yang masih duduk di bangku SD dan segera menegur paman saya untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan apalagi tidak dimatikan terlebih dahulu rokoknya. Dari kejadian itu saya mengambil hikmahnya kalau kebiasaan kita akan diikuti oleh anak.
Jika ini dibiarkan terus, kalau pemerintah tidak tegas untuk #PutusinAja rokok, bagaimana kita bisa mencapai target usia generasi emas di tahun 2045 mendatang? Sedangkan usia perokok yang masih dibawah umur sering kita jumpai, baik perokok aktif dan pasif masih banyak anak-anak yang menjadi sasarannya.
sumber : p2pm.kemenkesRI |
Buat kalian yang belum sadar bahaya rokok dan masih baik-baik saja meskipun merokok, silahkan itu hak anda tapi yang penting diingat juga jangan sampai merugikan orang lain terutama orang yang kita sayangi. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, hikmah yang bisa kita ambil dari pandemi saat ini yaitu pentingnya untuk menerapkan pola hidup sehat, semoga tulisan ini bisa membuka mata dan hati kita bahwa sesuatu yang kita anggap sepele akan berdampak buruk buat diri sendiri, yang ada disekitar kita dan ancaman penyakit yang mengintai kita, jadi sebisa mungkin jaga diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan yang ada disekitar kita jangan sampai mereka kena dampaknya akibat dari ulah kita.
Pentingnya pengendalian tembakau ditengah pandemi, saya rasa ini cocok untuk situasi sekarang dimana satu sama lain harus saling menjaga agar tidak tertular dan menularkan. Semoga kita dijauhkan dan dilindungi dari Asap Rokok dan Ancaman Covid-19. Agar bisa hidup sehat. ***
"Saya sudah berbagi pengalaman pribadi untuk #PutusinAja hubungan rokok atau dorongan kepada pemerintah untuk #PutusinAja kebijakan pengendalian rokok yang ketat. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog serial #PutusinAja yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio dan ISB ( Indonesia Social Blogpreneur ). Syaratnya bisa dilihat disini
Memang kalau mau benar-benar hidup sehat harus meninggalkan rokok ya. Apalagi ternya bisa menjadi salah satu penyambung COvid19, makin ngeri aja, terpapar tidak sengaja karena merokok
BalasHapusAlhamdulillah selamat yah Kak bisa Lepas dari rokok. Kehadiran anak jadi hikmahnya banget
BalasHapusNgga kebayang anak yang tinggal serumah dengan orang dewasa yang merokok. Kasihan banget. Semoga makin banyak perokok yang paham bahaya merokok khususnya selama pandemi ini.
Bisa berhenti dari merokok itu merupakan pencapaian yang luar biasa lho mas. Congrats yah mas Teddy. Beberapa temen2 saya juga saat ini sedang didalam fase mencoba utk berhenti merokok. Walapun berat, mereka bilang akan terus dicoba. Disisi lain gk sedikit juga temen saya yang masih asik dan seolah gak peduli akan bahaya nya merokok. Semoga cerita Mas Teddy bisa menginspirasi banyak perokok2 diluar sana utk bisa segera berhenti merokok. Terimakasih mas Teddy ;)
BalasHapusAlhamdulillah sdh bisa putus dari Rokok. Badan sehat tanpa rokok, rumah sehat tanpa asap rokok dan keluarga pun senang.
BalasHapusAlhamdulillah udah lepas dari rokok. Banyak banget hikmah yang didapat ya. sehat-sehat selalu ya mas.
BalasHapuswah selamat ya mas udah putus dari asap rokok di saat yang tepat. Keluarga, terutama bayi, jadi sehat. Itu keputusan besar lho untuk langsung berhenti bahkan sekarang jadi sangat anti asap rokok.
BalasHapusWah akhirnya bisa berhenti ngerokok jugaa yaa mas, selamat! Btw, ternyata stay at home juga bisa berbahaya yah kalo di rumah ada perokok aktif :(
BalasHapusApa perlu ya ada aturan, merokok denda. Sebagaimana aturan sanksi buat yang buang sampah sembarangan, hehe ... Karena bahaya asap rokok itu bukan cuma buat dirinya sendiri, tapi orang lain lebih parah.
BalasHapusHarus semakin waspada, ya. Memang sebaiknya merokok itu berhenti. Atau paling gak belajar mengurangi dulu
BalasHapusAyah yang bertanggung jawab 👍
BalasHapusBegitu buah hatinya lahir dan memutuskan untuk berhenti merokok..
Perlu banyak edukasi pastinya ini. Soalnya masih banyak yang bandel merokok.Bikin buang duit aja yg beli rokok ini.Juga gak kasian sama orang sekitarnya.
BalasHapusKebayang ini kayak apa kalau masih bandel ngerokok juga ya, pengalaman aku saat pandemi Covid-19 pernah ke pasar dan didalam ada salah satu abang-abang yang jualan ngerokok. Spontan aku langsung keluar lagi dan gak jadi belanja, udahlah pasar ramai dan dia ngerokok.
BalasHapusDi ITC Depok itu banyak lho penjual yang merokok di dalam gedung, padahal udah jelas2 banget dilarang merokok di dalam gedung. Huff bikin sebal dan langsung nggak mood mau belanja.
BalasHapusSetuju banget kak, terserah deh buat orang-orang yang masih ngeyel merokok meskipun udah tahu efek buruknya. Tapi please jangan bikin orang lain jadi ikutan sakit karena asap rokok mereka.
Ada sebuah rumor dan wacana di masyarakat yg belum hilang yaitu merokok bisaenghilangkan covid19 padahal itu hoax kan ya..
BalasHapusKayaknya peraturan ygvketat perlu dibuat juga utk di masyarakat ya
Alhamdulillah ayahku udah gak ngerokok sejak 5 tahun lalu. Jadi rumahku udah bener2 jauh dr asap rokok.
BalasHapus